Sial..!” umpat Toni S, warga Ciledug, Tangerang yang juga pengguna Suzuki Satria FU keluaran 2006. Gimana enggak keki, lagi buru-buru mau kondangan, eh besutan mendadak ngadat. Mesin mati mendadak, seperti busi mau mati! Arrgh…
Hasil investigasi mekanik bengkel yang disambangi saat itu bilang, businya emang mati. “Nah, setelah gue ganti baru tu busi, ya lancar kembali,” sambung pria aktif ini. Alhasil, ia pun bisa segera melanjutkan perjalanannya.
Beres? Belom! Ternyata lima hari kemudian, kejadian serupa berulang lagi. Kali ini giliran mau ngapel ke tempat pacarnya. “Jengkel banget. Mana pacar nelponin mulu sambil ngoceh-ngoceh!” kisahnya. Beli busi baru lagi? Pastinya, dong! “Tapi kalo gitu terus, bisa bangkrut, gue!
lagi, setelah dapat info dari teman, besoknya Toni langsung meluncur ke Hasan Motor (HM), bengkel umum di kawasan Kelapa Dua Raya, Kebon Jeruk, Jakbar yang biasa nanganin Satri FU.
Setelah tahu keluhannya, Hasan Basri, empunya HM cek busi beserta cop-nya. Ternyata benar. Busi basah akibat kena oli mesin (gbr.1). “Ini kasus ke-4. Masalah utamanya pada perapat/sil cover noken as getas atau retak, akibat usia pakainya sudah lebih dari 2 tahun,” terang Hasan.
Lalu setelah cover noken as dilepas dan cek sil-nya, terlihat ada beberapa bagian sil yang retak-retak (gbr.2). “Akibat panas mesin dan usia pakai sudah lama, sil ini lama-lama getas. Ujungnya retak-retak yang mengakibatkan oli mesin rembes dan masuk ke busi,” urai pria yang pernah jadi mekanik dealer Suzuki selama 5 tahun ini.
Masih ujarnya. “Efek oli rembes, busi jadi basah terus dan pengapian terhambat. Kadang dari lubang knalpot keluar asap tipis warna putih (gbr.3), tapi kadang tak kelihatan. Nah hal ini yang memicu busi cepat mati dan kudu ganti baru.”
Solusinya, musti ganti sil cover noken as baru Rp 150 ribu. “Oh ya sekalian ganti juga karet cop businya (gbr.4), banderolnya sekitar Rp 10 ribu. Karet ini pasti melar akibat kena oli mesin. Kalau tidak diganti, dikhawatirkan busi tidak ngeplak dan rapat pada cop busi,” wanti pria yang juga pernah jadi mekanik Honda selama 2 tahun ini.
“Manjur cuy. Setelah ganti peranti tersebut, sekarang sudah enggak rewel lagi. Pokoknya ngacir terus dengan satria FU nya,” tutup Toni bersemangat.
Hasil investigasi mekanik bengkel yang disambangi saat itu bilang, businya emang mati. “Nah, setelah gue ganti baru tu busi, ya lancar kembali,” sambung pria aktif ini. Alhasil, ia pun bisa segera melanjutkan perjalanannya.
Beres? Belom! Ternyata lima hari kemudian, kejadian serupa berulang lagi. Kali ini giliran mau ngapel ke tempat pacarnya. “Jengkel banget. Mana pacar nelponin mulu sambil ngoceh-ngoceh!” kisahnya. Beli busi baru lagi? Pastinya, dong! “Tapi kalo gitu terus, bisa bangkrut, gue!
lagi, setelah dapat info dari teman, besoknya Toni langsung meluncur ke Hasan Motor (HM), bengkel umum di kawasan Kelapa Dua Raya, Kebon Jeruk, Jakbar yang biasa nanganin Satri FU.
Setelah tahu keluhannya, Hasan Basri, empunya HM cek busi beserta cop-nya. Ternyata benar. Busi basah akibat kena oli mesin (gbr.1). “Ini kasus ke-4. Masalah utamanya pada perapat/sil cover noken as getas atau retak, akibat usia pakainya sudah lebih dari 2 tahun,” terang Hasan.
Lalu setelah cover noken as dilepas dan cek sil-nya, terlihat ada beberapa bagian sil yang retak-retak (gbr.2). “Akibat panas mesin dan usia pakai sudah lama, sil ini lama-lama getas. Ujungnya retak-retak yang mengakibatkan oli mesin rembes dan masuk ke busi,” urai pria yang pernah jadi mekanik dealer Suzuki selama 5 tahun ini.
Masih ujarnya. “Efek oli rembes, busi jadi basah terus dan pengapian terhambat. Kadang dari lubang knalpot keluar asap tipis warna putih (gbr.3), tapi kadang tak kelihatan. Nah hal ini yang memicu busi cepat mati dan kudu ganti baru.”
Solusinya, musti ganti sil cover noken as baru Rp 150 ribu. “Oh ya sekalian ganti juga karet cop businya (gbr.4), banderolnya sekitar Rp 10 ribu. Karet ini pasti melar akibat kena oli mesin. Kalau tidak diganti, dikhawatirkan busi tidak ngeplak dan rapat pada cop busi,” wanti pria yang juga pernah jadi mekanik Honda selama 2 tahun ini.
“Manjur cuy. Setelah ganti peranti tersebut, sekarang sudah enggak rewel lagi. Pokoknya ngacir terus dengan satria FU nya,” tutup Toni bersemangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar